Batu Bergerak Death Valley Amerika Serikat

Sailing Stones yang memiliki arti sebagai Batu Berlayar, adalah sebutan untuk batu-batuan yang bergerak atau berjalan sendiri (orang Amerika menyebutnya 'Berlayar') di tengah area luas yang kosong tanpa penghuni seorangpun di sebelah timur pegunungan Panamint di wilayah Taman Nasional Death Valley, California.

Gambar : Wikimedia

Sebuah tempat yang disebut Racetrack Playa yang letaknya 1.132 meter di atas permukaan laut dengan panjang 4,5 km dan lebarnya 2,1 km.

"Playa mempunyai arti sebagai danau kering, ketika periode hujan lebat, curahan air akan mengalir turun dari gunung terdekat masuk ke Playa dan membentuk sebuah danau dangkal yang berumur pendek. Ketika cuaca berubah menjadi panas, kumpulan air di danau dangkal tersebut menguap dan meninggalkan lapisan lumpur yang tipis dan lembut. Ketika lumpur danau itu mengering, ia mulai mengerut dan pecah membentuk mosaik-mosaik yang indah. Tempat ini memiliki posisi yang hampir sama tingginya dari ujung utara ke ujung selatan, yang mana ujung utara hanya lebih tinggi 5 cm dari ujung selatan."

Di tempat inilah sebuah fenomena misterius yang membingungkan muncul, yaitu terdapat batu-batu yang bergerak dengan sendirinya.

Sepertinya ketika tidak ada yang menyaksikan, batu-batu Dolomite yang terpecah dari tebing bergerak dengan sendirinya dan berjalan melintasi permukaan danau yang kering.


Batu-batu tersebut meninggalkan jejak yang terlihat jelas di atas permukaan tanah, satu-satunya bukti yang menunjukkan bahwa mereka benar-benar bergerak.

Fenomena misterius ini sebenarnya telah diketahui lebih dari seratus tahun yang lalu oleh para penjelajah dan penambang emas.

Mitos

Dengan kondisinya yang seperti itu, sudah tentu banyak sekali orang-orang yang mengaitkan hal ini dengan hal-hal mistis, walaupun tidak ada satu kaum yang membuat legenda tentangnya.

Apalagi letak kejadian berada di tempat bernama Death Valley yang memiliki arti sebagai 'Lembah Kematian'.

"Dinamakan Death Valley karena daerah ini memiliki suhu udara yang tidak ramah untuk kehidupan, dikenal dengan lanskap tandus, bukit pasir, serta ngarai curam.

Death Valley merupakan sebuah wilayah dengan perubahan suhu paling ekstrem di Amerika Utara. Iklim di sini bisa berubah dingin, hingga sangat panas dan kering dengan suhu mencapai 60 derajat celcius. Saat suhu dalam kondisi panas dan kering, Death Valley tak ubahnya seperti gurun pada umumnya yang dipenuhi oleh pasir dan kerikil, nyaris tanpa tanaman.

Suasana tersebut melahirkan namanya yaitu Lembah Kematian. Walaupun demikian, setiap 10 tahun sekali, Lembah Kematian itu berubah menjadi padang bunga."


Sains

Pada 2014, ilmuwan mengungkapkan alasan sebenarnya bebatuan ini bisa bergeser dari satu tempat ke tempat lain yang terjadi melalui sebuah kombinasi unik dan tak biasa atas pengaruh es, angin dan matahari.

Selama lebih dari 70 tahun tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana batu-batuan ini berpindah dengan sendirinya.

Jawabannya didapat oleh Richard Norris, ahli kelautan dari University of California San Diego.

Dia merupakan salah satu peneliti yang akhirnya mampu mengungkap misteri batu-batuan ini.

Norris dan sepupunya memasang unit-unit GPS yang dirancang khusus, pada bagian belakang batu-batuan yang mereka bawa sendiri ke gurun Death Valley (Pengelola Taman Nasional tidak mengizinkan mereka bereksperimen dengan batu-batuan yang ada di sana).

Tak hanya itu, mereka juga memasang stasiun cuaca, untuk kemudian mereka menunggu hasilnya.

Gambar : Wikimedia

Diperlukan waktu selama dua tahun, namun akhirnya, batu-batuan itu bergerak juga.

Norris dan sepupunya, sepenuhnya bisa menyaksikan peristiwa batu-batuan itu bergerak.

Mereka menemukan data bahwa saat hujan turun cukup deras masuk ke dasar cekungan dan menggenang.

Kemudian, saat suhu cuaca turun, airnya membeku menjadi banyak lembaran es tipis di sekitar bebatuan.

Saat sinar matahari mencairkan es tersebut yang diikuti oleh hembusan angin sepoi-sepoi, kemudian es tersebut akan bergerak sehingga batu-batuan itu ikut bergerak pula.

Norris mengatakan bahwa "Es ini setebal kaca jendela, meskipun es ini sangat tipis, ini tetaplah lembaran es yang sangat besar. Jadi seperti dipindahkan secara tidak langsung oleh hembusan angin, dan angin ini bisa menggerakkan hal-hal besar bahkan banyak batu-batuan sekalipun".


© aLez

Tentang Penulis :

Hai, Saya adalah seorang blogger yang senang mempelajari berbagai macam hal, terutama seni, teknologi, dan ilmu pengetahuan umum. Saya membuat blog ini bertujuan untuk berbagi hal yang bermanfaat, termasuk hal yang telah saya pelajari.

Artikel Terkait

Post Terbaru Post Sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar