Ditemukannya Jembatan Rama dari kisah Ramayana
Setidaknya begitulah pendapat banyak orang tentang penemuan sebuah jembatan fenomenal yang terendam air laut selama jutaan tahun lalu yang menghubungkan India dengan Sri Lanka.
Beberapa pihak meyakini jembatan tersebut adalah jembatan yang dibangun oleh Rama yang kisahnya terdapat dalam kitab Ramayana sehingga jembatan tersebut dijuluki sebagai Jembatan Rama.
Sedangkan sebagian pihak lainnya menyebut bahwa jembatan tersebut merupakan jembatan yang pernah dilalui oleh Nabi Adam untuk menuju ke puncak Adam di Sri Lanka dalam legenda Islam.
Lalu kenapa banyak terjadi perbedaan pendapat?
Itu dikarenakan para peneliti masih belum mendapatkan jawaban satu suara. Beberapa ahli mengatakan bahwa jembatan tersebut merupakan jembatan yang terbuat secara alami. Sedangkan beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa jembatan tersebut adalah jembatan buatan, yang artinya bukan terbentuk secara alami melainkan ada yang membuatnya, entah itu manusia atau makhluk lainnya.
Jembatan Rama atau Jembatan Adam
Menurut Wikipedia
Jembatan Rama atau Jembatan Adam termasuk dalam kategori 'Tempat Paling Misterius Di Dunia'.
Jembatan purba misterius sepanjang 18 mil atau 30 km yang menghubungkan Pulau Mannar di Sri Lanka dan Pulau Pamban di India ini diperkirakan telah berumur lebih dari 1.000.000 tahun.
Jembatan itu sendiri sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena letaknya tidak terlalu dalam yaitu hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter, itupun jika air laut sedang surut.
Hingga saat ini status dari jembatan tersebut masih merupakan misteri. Bahkan, menurut tafsiran para ahli diperkirakan Jembatan Adam ini erat kaitannya dengan wiracarita terkenal India yaitu Ramayana.
Departemen arkeologi Sri Lanka telah mengeluarkan suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa usia Jembatan Adam mungkin berkisar di antara 1.000.000 hingga 2.000.000 tahun. Namun, apakah jembatan ini benar-benar terbentuk secara alami ataukah merupakan suatu mahakarya manusia, hal itu belum bisa mereka terangkan.
Menurut agama Hindu, sejarah dunia terbagi menjadi 4 masa yaitu Satyayuga (1.728.000 tahun), Tretayuga (1.296.000 tahun), Dwaparayuga (864.000 tahun) dan Kaliyuga (432.000 tahun).
Tahap sekarang menurut kalender mereka ialah Kaliyuga. Sedangkan kisah dalam Ramayana menurut Kalender Hindu terjadi pada masa Tretayuga.
Berarti jika mengacu pada catatan dalam epos tersebut (Ramayana) maka usia dari jembatan itu adalah sekitar 1.700.000 tahun.
Sejarah nama Jembatan Rama
Menurut Wikipedia
Nama Jembatan Rama yang juga disebut sebagai Rama Setu dalam kepercayaan Hindu, dibangun oleh Rama untuk menyelamatkan Sita (Sinta) yang diculik oleh Rahwana raja Alengka seperti yang tertulis dalam kitab Ramayana.
Jembatan ini pertama kali disebutkan dalam wiracarita berbahasa Sanskerta yaitu Ramayana gubahan Walmiki.
Sedangkan oleh dunia barat, jembatan ini pertama kali ditemukan dalam 'Buku tentang jalan dan negara' oleh Ibnu Khordadbeh sekitar 850M yang merujuk kepada tempat yang disebut Set Bandhai atau 'Jembatan Laut'.
Nama Jembatan Rama atau Rama Bridge atau Rama Setu diberikan kepada bentang alam mirip jembatan ini di Rameshwaram karena legenda Hindu mengidentifikasinya sebagai jembatan yang dibangun oleh Wanara (manusia kera), tentara Rama yang digunakan untuk mencapai Kerajaan Alengka dan menyelamatkan istrinya Sita dari raja Rakshasa (raksasa) bernama Rahwana sebagaimana dinyatakan dalam wiracarita Ramayana dalam ayat 2-22-76.
Kutipan cerita Ramayana
Saat Rama dan adiknya Lasmana beserta para tentaranya bersiap-siap menuju Kerajaan Alengka, mereka harus berhenti karena terhalang oleh luasnya laut yang membentang di depan.
Sri Rama dan pemimpin wanara lainnya akhirnya harus berunding untuk memikirkan cara menyeberang ke Alengka mengingat tidak semua prajuritnya bisa terbang.
Keputusannya, Rama menggelar suatu upacara di tepi laut untuk memohon bantuan dari Dewa Baruna.
Selama tiga hari Rama berdo’a namun tidak mendapat jawaban, akhirnya kesabarannya habis, kemudian ia mengambil busur dan panahnya untuk mengeringkan lautan.
Melihat laut akan binasa, Dewa Baruna datang menemui Rama dan meminta maaf atas kesalahannya.
Dewa Baruna menyarankan agar para wanara membuat jembatan besar tanpa perlu mengeringkan atau mengurangi kedalaman lautan.
Nila (nama seekor wanara) pun ditunjuk sebagai arsitek jembatan tersebut dibantu panglima kera Hanuman dan jutaan pasukan kera yang dipimpin oleh Raja Sugriwa, Sri Rama menimbun lautan dengan batu karang dan membangun jembatan selama bertahun tahun.
Jembatan ini dibangun dengan menggunakan batu dan pasir apung. Namun, para Dewa mengatakan di kemudian hari bahwa batuan tersebut akan menancap ke dasar laut yang akhirnya menciptakan rangkaian batu karang.
Setelah bekerja dengan giat, jembatan tersebut terselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan diberi nama 'Sethubandha'.
Kemudian berkat jembatan inilah pasukan Rama akhirnya berhasil menyeberang dan menaklukan Kerajaan Alengka serta merebut Dewi Sinta dari Rahwana.
Karena memisahkan laut India dan Sri Lanka, wilayah itu disebut Sethusamudram yang berarti 'Jembatan Laut'.
Petanya dibuat oleh pembuat peta Belanda pada tahun 1747 dan tersimpan di Perpustakaan Saraswati Mahal di Tanjore India dan menunjukkan wilayah ini sebagai Ramancoil, dari bahasa Tamil 'Raman Kovil' (Kuil Rama).
Peta lain disusun oleh J.Rennel tahun 1788 diambil dari perpustakaan yang sama, menyebut daerah ini sebagai Kuil Rama.
Sedangkan untuk peta lainnya terdapat di atlas sejarah Schwartzberg dan sumber-sumber lain menyebut daerah ini dengan berbagai nama seperti koti, Sethubandha dan Sethubandha Rameswaram.
Sejarah nama Jembatan Adam
Menurut Wikipedia
Peta pertama yang menyebut daerah ini sebagai Jembatan Adam atau Adam's Bridge dibuat oleh pembuat peta dari Inggris pada tahun 1804 merujuk kepada legenda Islam yang menyatakan bahwa Nabi Adam menggunakan jembatan untuk mencapai Puncak Adam di Sri Lanka, di mana ia berdiri bertobat dengan satu kaki selama 1.000 tahun dengan meninggalkan tanda berupa lubang besar menyerupai tapak kaki.
Baik puncak maupun jembatan diberi nama menurut legenda ini.
Penelitian oleh para ahli
Ahli arkeologi Sri Lanka tidak mengetahui berapa bobot tumpukan-tumpukan konstruksi batu itu.
Hubungan antara batu karang yang satu dengan yang lain sulit dibongkar, persis seperti ikatan batuan di piramid Mesir atau Tembok Cina.
Kendati belum diketahui bobot timbangnya, namun diperkirakan tidak kurang antara 10 ton hingga 20 ton setiap baloknya.
Berdasarkan data pengamatan satelit jarak jauh, Marine and Water Resources Group of Space Application Centre (SAC) of Indian Space Research Organisation (ISRO) menyatakan bahwa Jembatan Sri Rama terdiri dari 103 jalur karang yang kecil-kecil yang terletak pada posisi yang lurus.
NASA (badan antariksa Amerika Serikat) beberapa kali telah mengambil foto jembatan ini melalui pantauan udaranya.
Dari gambar yang mereka peroleh terlihat bahwa konstruksi jembatan ini terdiri dari tumpukan batu karang berbentuk balok ataupun tak beraturan namun satu sama lain berdiri kokoh seperti dalam satu ikatan dan tidak ada tanda-tanda bekas kerusakan selama jutaan tahun.
Perdebatan
Selain mengundang decak kagum akan fenomenanya dan juga membuat para ahli berpikir keras, jembatan ini juga menjadi perdebatan di antara beberapa pihak di India dan Sri Lanka mengenai asal-usul terbentuknya.
Perdebatan itu dikarenakan beberapa pihak khususnya di India meyakini bahwa jembatan ini dibuat oleh Rama untuk menyelamatkan Sinta yang ditawan Rahwana di Kerajaan Alengka.
Sedangkan beberapa pihak di Sri Lanka justru sebaliknya meyakini bahwa tokoh Rahwana bukanlah tokoh jahat.
Rahwana di negerinya sendiri yaitu Alengka yang mana kini dikenal dengan nama Sri Lanka dipuja sebagai seorang raja arif dan bijaksana yang cendekiawan serta budayawan yang ahli memainkan alat musik dawai bernama ravanahatha yang mana di Indonesia masa kini dikenal sebagai rebab.
Sehingga kisah Ramayana itu terdapat dua versi yaitu versi India sebagai Ramayana, dan versi Sri Lanka sebagai Rahwanayana.
Kutipan Rahwanayana
Dalam kisah Ramayana versi Sri Lanka (Rahwanayana), pada awalnya Rahwana ingin memberikan hadiah kepada ibunya berupa gunung Kailasha.
Ketika Rahwana berusaha memindahkan gunung tersebut, Dewa Shiva (Siwa) murka lalu memerangkap Rahwana di dalam gunung Kailasha.
Dengan sigap, Rahwana mematahkan sebelah lengannya lalu menyihirnya menjadi alat musik ravanahatha untuk memainkan sebuah lagu yang mengalun sedemikian indahnya sehingga meredakan amarah Dewa Shiva.
Bukti perdebatan lain yaitu pada 2007 Sri Lankan Tourism Development Authority melihat kemungkinan untuk mempromosikan wisata religi untuk peziarah Hindu di India dengan memasukkan salah satu fenomena yaitu 'Ramayana Trail', memperingati legenda dari Sri Rama.
Tapi para sejarahwan Sri Lanka mengutuk hal itu sebagai 'sebuah penyimpangan besar dari sejarah Sri Lanka'.
Hal-hal semacam itulah yang mungkin menyebabkan fenomena alam seperti Jembatan Rama atau Jembatan Adam tersebut menemui jalan buntu dalam penelitian karena bukan hanya terjadi perdebatan di antara ahli arkeologi dan sejarah saja melainkan juga dari faktor agama dan tradisi.
© aLez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar