Reruntuhan Kerajaan Dwaraka dari kisah Mahabharata ditemukan didasar laut

Nama dan kisah Kerajaan Dwaraka pertama kali diperkenalkan dalam kitab Mahabharata yang ditulis oleh Begawan Byasa atau Vyasa sekitar tahun 1500 SM atau mungkin 400 SM jika mengutip dari sumber di Wikipedia.

"Pada zaman prasejarah India, ilmu politik dipercaya muncul bersamaan dengan ditulisnya Weda yang pertama yaitu Regweda atau Rgweda (sekitar tahun 1500 SM).

Kerajaan dalam Ramayana muncul sekitar tahun 500 SM dan dalam Mahabharata sekitar tahun 400 SM.

Keberadaan kerajaan-kerajaan tersebut berakhir ketika munculnya Kerajaan Maurya tahun 321 SM".

Berkaitan erat dengan Mahabharata, Kerajaan Dwaraka menjadi cukup akrab didengar di Indonesia karena pertama diperkenalkan kepada publik kemungkinan dari pagelaran wayang hingga ke drama televisi.

Tapi secara pribadi, aLez justru lebih mengenal nama dan kisah Kerajaan Dwaraka ini awalnya dari pagelaran wayang golek sehingga paham lebih banyak mengenai kisah Mahabharata beserta tokoh-tokohnya yang mana disebutkan dalam cerita wayang golek sebagai 'Nagara Dwarawati' yang rajanya yaitu 'Kreshna' atau 'Batara Kreshna' atau 'Sri Krishna'.

Lalu apakah kisah Mahabharata yang fenomenal itu merupakan sebuah cerita dongeng, legenda ataukah kisah sejarah yang kejadiannya nyata?

Kita lihat saja pada artikel di bawah ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Sumber artikel utama dan foto : mahabharata-research.com

Penggalian situs peninggalan Kerajaan Dwaraka di India

Kota Dwaraka saat ini atau Dwarka modern adalah kota di pesisir Gujarat India, yang dinamakan mengacu pada Kota Dwaraka kuno dalam kitab Mahabharata sebagai Dvaraka.

Penggalian arkeologi pertama di Dwarka dilakukan oleh Perguruan Tinggi Decca, Pune dan Departemen Arkeologi, Pemerintah Gujarat India pada tahun 1963 di bawah arahan H.D Sankalia yang mengungkap penemuan artefak berusia berabad-abad.

Unit Arkeologi Kelautan (MAU) dari Survei Arkeologi India (ASI) melakukan penggalian tahap kedua pada tahun 1979 di bawah pengawasan Dr S.R Rao yang merupakan salah satu arkeolog India yang paling disegani, seorang pensiunan ilmuwan di Unit Arkeologi Kelautan dari Institut Nasional Oseanografi.

Rao telah menggali sejumlah besar Situs Harappa di antaranya yaitu kota pelabuhan Lothal Gujarat.

Dia menemukan tembikar yang beragam yang dikenal sebagai pecah belah merah berkilau, yang berusia lebih dari 3.000 tahun.

Berdasarkan hasil penggalian ini, pencarian kota tenggelam di Laut Arab dimulai pada tahun 1981, para ilmuwan dan arkeolog terus bekerja di situs ini selama 20 tahun.

Proyek eksplorasi bawah air disetujui pada tahun 1984 oleh Perdana Menteri selama tiga tahun.

Penggalian di bawah laut adalah tugas yang sulit dan berat, lautan begitu banyak tantangan, penggalian ini hanya mungkin dilakukan antara bulan November dan Februari ketika air mulai surut.

Permukaan air laut harus tenang dan harus ada sinar matahari yang cerah, semua persyaratan ini tentu saja mengurangi jumlah hari kegiatan menyelam menjadi 40 hingga 45 kali dalam satu musim.

Antara tahun 1983 dan 1990, tim S.R Rao menemukan berbagai penemuan yang memperkuat keberadaan kota yang tenggelam.

Pada Januari 2007, Sayap Arkeologi Bawah Air (UAW) dari Survei Arkeologi India (ASI) memulai penggalian di Dwarka lagi.

Alok Tripathi, Pengawas Arkeolog UAW, mengatakan struktur bawah laut kuno yang ditemukan di Laut Arab masih belum dapat diidentifikasi.

Dia mengatakan bahwa "Kita harus mencari tahu apa itu. Struktur ini berbentuk fragmen. Saya tidak ingin menyebutnya dinding ataupun kuil. Obyek ini adalah bagian dari beberapa struktur." kata Dr Tripathi, yang mana dirinya sendiri merupakan seorang penyelam terlatih.

Eksplorasi Teluk Khambhat (Teluk Cambay)

Pada Tahun 2001, para siswa Institut Nasional Oseanografi ditugaskan oleh Pemerintah India untuk melakukan survei pencemaran di Teluk Khambat, tujuh mil (11 km) dari pantai.

Selama kegiatan survei, mereka menemukan bangunan yang terbuat dari batu yang tertutup lumpur dan pasir yang menutupi area lima mil persegi (13 km²).

Penyelam telah mengumpulkan bongkahan, sampel, artefak, dan koin tembaga yang diyakini para ilmuwan adalah bukti temuan berusia sekitar 3.600 tahun.

Beberapa sampel dikirim ke Manipur dan Universitas Oxford untuk menentukan penanggalan karbon, dan hasilnya menimbulkan lebih banyak dugaan karena beberapa benda ini diperkirakan berusia 9.000 tahun.

Sungguh luar biasa menemukan obyek bawah air Teluk Khambhat yang ternyata adalah situs arkeologi berusia 7.500 SM dan lebih tua dari usia setiap situs peradaban tertua yang telah diklaim sebelumnya.

Temuan di Situs Penggalian Dwarka

Eksplorasi arkeologi kelautan Dwarka telah membuka titik terang sejumlah besar struktur batu.

Struktur ini berbentuk setengah lingkaran, persegi panjang dan persegi dan pada kedalaman air mulai dari antar zona pasang surut 6 m, struktur ini tersebar secara acak di area yang luas.

Selain struktur ini, sejumlah besar jangkar batu telah ditemukan sepanjang struktur serta di luar kedalaman air 6 m.

Temuan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu, Dwarka adalah salah satu pusat pelabuhan di pantai barat India yang paling sibuk.

Studi perbandingan dengan situs di sekitarnya menunjukkan bahwa masa dari struktur Dwarka mungkin berada antara periode sejarah dan periode abad pertengahan akhir.

Reruntuhan telah membuktikan adanya sisa-sisa kota hilang legendaris Dwarka yang menurut teks Hindu kuno adalah tempat kediaman Krishna.

Penggalian bawah air mengungkapkan struktur dan fitur seperti punggungan bukit, bahkan barang purbakala lainnya juga ditemukan.

Semua objek difoto dan didokumentasikan dengan gambar, keduanya dilakukan di bawah air.

Eksplorasi bawah laut menghasilkan struktur seperti bastion, dinding, pilar dan jangkar batu segitiga dan persegi panjang, di antaranya yaitu :

  • Sebuah batu setengah bulat berlubang satu yang mungkin menjadi dasar untuk menancapkan tiang bendera.

  • Tepian berbentuk L dari batu untuk pegangan yang pas dan menahan gelombang pada benteng pertahanan.

  • Segel, ukiran, yang telah diberi tanggal hingga 1.500 SM.

  • Tembikar, yang sudah diberi tanggal 3.528 SM.

  • Patung-patung batu, manik-manik terakota, perunggu, tembaga, dan benda-benda dari besi.

Sampai saat ini keberadaan Kota Dwarka adalah masalah legenda tapi sekarang, sisa-sisa reruntuhan telah ditemukan di bawah air, dan dengan banyak petunjuk yang tampaknya menunjukkan bahwa ini memang adalah Kota Dwarka yang legendaris, tempat tinggal Krishna.

Mungkinkah Krishna dan kepahlawanannya lebih dari sekadar legenda belaka?

Temuan di Situs Penggalian Teluk Khambhat

Di sisi lain eksplorasi yang dilakukan di perairan Teluk Cambay mengungkapkan tembok batu pasir, jaringan jalan dan beberapa bukti pelabuhan laut 70 meter di bawah air, dan artefak bertitimangsa kembali ke 7.500 SM.

Di antara artefak yang ditemukan adalah sepotong kayu, pecahan tembikar, batu yang sudah lapuk yang awalnya digambarkan sebagai perkakas tangan, tulang yang membatu, dan gigi.

Artefak dikirim ke National Geophysical Research Institute (NGRI) di Hyderabad India, Birbal Sahni Institute of Paleobotany (BSIP) di Lucknow India, dan Laboratorium Penelitian Fisika di Ahmedabad India.

Potongan kayu yang ditanggali karbon, ternyata berumur hingga 9.500 tahun.

NIOT kembali untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut di teluk, dari Oktober 2002 hingga Januari 2003.

Selama penggalian ini, NIOT melaporkan menemukan dua kanal kuno diapit oleh ciri-ciri seperti ruang bawah tanah berpersegi panjang dan persegi.

Artefak ditemukan dengan cara pengerukan, termasuk pecahan tembikar, microlith, pial dan sisa pemolesan, dan bahan-bahan perapian.

Artefak ini dikirim untuk ditanggali di laboratorium Universitas Manipur dan Universitas Oxford, dan disimpulkan berusia sekitar 9.000 tahun.

Hubungan antara Situs Eksplorasi Dwarka dengan Dwarka di Mahabharata

Beberapa tahun yang lalu, ketika ditanya bagaimana dia begitu yakin bahwa ini adalah Dwarka-nya Krishna, Rao menjawab, "hanya papan namanya yang hilang".

Dia mengajukan proposal ke Kementerian Kebudayaan pada bulan Januari 2000, yang bertujuan untuk melestarikan 'warisan budaya bawah laut India Dwarka' dan juga mempromosikannya sebagai pusat wisata ziarah.

Yang menyedihkan adalah proposal itu tidak ditanggapi.

Sekretaris Kementerian Kebudayaan saat itu, mengunjungi Dwarka dan berjanji membantu, namun tidak terdengar lagi.

Sebelum ditemukannya Kota Dwaraka yang legendaris, beberapa ahli berpendapat bahwa epos Hindu Mahabharata hanyalah mitos dan sia-sialah mencari sisa-sisa kota kunonya dan reruntuhannya di laut.

Beberapa sarjana juga percaya pertempuran Mahabharata adalah perseteruan keluarga yang dibesar-besarkan menjadi mitos perang.

Penggalian Dr S.R Rao di Dwaraka membuktikan bahwa deskripsi yang ditemukan dalam teks tidak boleh disingkirkan sebagai kisah fantastis saja tetapi harus diperlakukan berdasarkan logika dan penalaran.

Dengan demikian, hasil-hasil temuan ini telah membuktikan bahwa kisah dalam Mahabharata mengenai keberadaan ibu kota Dwaraka Sri Krishna yang indah bukanlah hanya isapan jempol belaka melainkan memang benar-benar ada.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Kerajaan Dwarka

Kenaikan permukaan laut di Dwarka adalah bukti ilmiah, studi telah membuktikan bahwa permukaan air laut sangat berpengaruh yang tiba-tiba naik menenggelamkan kota.

Harivamsha menggambarkan tenggelamnya Dwarka mengatakan bahwa Krishna memerintahkan Arjuna, yang kemudian mengunjungi Dwarka, untuk mengevakuasi warga kota ketika air laut akan menelan kota.

'Pada hari ketujuh (Krishna mengatakan hal ini), ketika warga terakhir meninggalkan kota, laut lalu menggenangi jalanan Dwarka'.

Menurut para ahli, kemungkinan terdapat tiga alasan mengapa air laut memasuki daratan.

Satu, perubahan di tingkat dasar laut,

Dua, gempa besar dan,

Tiga, peningkatan tiba-tiba muka air laut.

Dari ketiganya, yang terakhirlah yang paling masuk akal.

Jika itu adalah perubahan permukaan dasar laut, beberapa sisa dari 'Fenomena Rekahan' di wilayah pantai akan terlihat, yang mana justru malah tidak ada fenomena ini.

Aspek gempa bumi dapat dikesampingkan karena strukturnya tidak runtuh karena goncangan (kokoh).

Alasan ketiga adalah yang paling dapat diterima karena fenomena serupa terjadi di pantai Bahrain, sekitar waktu yang sama, seperti yang ditunjukkan beberapa temuan baru-baru ini.

Kemalangan menghentikan penggalian

Namun pekerjaan penggalian lebih lanjut telah menemui hambatan yang berat dalam bentuk ketidakpedulian akademis dan sikap apatis pemerintah.

Sebuah proposal yang diajukan kepada pemerintah oleh Dr S.R Rao, yang memimpin penyelidikan bawah laut menyebabkan kesia-siaan selama lebih dari empat tahun.

Jelaslah bahwa selama hampir satu dekade Pemerintah Pusat tidak menunjukkan minat yang besar dalam penggalian di Dwarka ataupun yang ada di Teluk Cambay.

Jadi, begitulah kesimpulannya bahwa seperti yang dikatakan oleh sumber asli artikel yang mengatakan bahwa penemuan reruntuhan sisa-sisa peradaban yang berbentuk puing-puing tersebut diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Dwaraka yang dipimpin Krishna.

Walaupun tidak terdapat tanda-tanda pasti yang menunjukkan bahwa itu adalah reruntuhan Dwaraka kuno, tapi para ilmuwan dan arkeolog India yakin bahwa itu memang peninggalan Kerajaan Dwaraka, terutama Dr S.R Rao yang ahli di bidangnya bahkan melakukan penelitian tidak hanya berdasarkan teori ilmiah saja melainkan juga berdasarkan kitab Mahabharata seperti yang dituturkan pada artikel di atas.

Kesimpulan akhir

Kendati masih menyimpan misteri mengenai reruntuhan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Dwaraka ini dan bahkan beberapa orang India pun masih ada yang tidak percaya karena hingga saat ini keberadaan situs tersebut terabaikan, tapi para ilmuwan telah berusaha meyakinkan dengan mengabadikannya dalam beberapa foto-foto bawah laut.

Tak hanya itu ternyata penemuan lain membuktikan bahwa Arjuna dan perang Bharatayudha itu pernah terjadi dan beberapa pihak mengklaim bahwa itu bukan merupakan perang biasa melainkan perang nuklir prasejarah.

Catatan penulis

Harap berhati-hati terhadap informasi palsu mengenai telah ditemukannya Kerajaan Dwaraka Krishna karena di sana terdapat banyak gambar atau foto palsu yang mengklaim bahwa foto-foto tersebut adalah foto bawah laut dari sisa-sisa Kerajaan Dwaraka seperti foto patung dan anak tangga, karena foto asli dari para ilmuwan dan arkeolog tidak ada yang menunjukkan foto utuh, semua foto adalah puing-puing.

© aLez

Tentang Penulis :

Hai, Saya adalah seorang blogger yang senang mempelajari berbagai macam hal, terutama seni, teknologi, dan ilmu pengetahuan umum. Saya membuat blog ini bertujuan untuk berbagi hal yang bermanfaat, termasuk hal yang telah saya pelajari.

Artikel Terkait

Post Terbaru Post Sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar