Bagaimana jadinya jika di suatu negara penduduknya kaya semua
Kesenjangan sosial akan selalu ada di setiap negara manapun, di mana ada orang kaya, biasanya di situ juga ada orang miskin. Tapi apakah kesenjangan sosial ini merupakan sebuah masalah, ataukah justru merupakan sebuah keseimbangan? Lalu bagaimana seandainya bila di suatu negara, semua penduduknya kaya, apa yang akan terjadi?
Untuk menjawabnya, kita perlu perlu melihat apakah di dunia ini terdapat sebuah negara semacam itu, atau setidaknya pernah menjadi seperti itu.
Dan ternyata menurut fakta, pernah ada sebuah negara yang semua penduduknya kaya, dan itu adalah negara Nauru.
Ceritanya, negara Nauru ini pernah menjadi negara termakmur di dunia pada era 60-an hingga 80-an. Bahkan, pendapatan per kapita penduduknya sangat tinggi. Hingga saat menginjak era 80-an, pendapatan per kapita penduduk Nauru berada di posisi ketiga tertinggi di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Qatar.
Bagaimana caranya Nauru bisa berkembang menjadi negara makmur?
Sejarah bermula pada awal abad ke-20 dengan ditemukannya fosfat yang berasal dari fosil kotoran burung Guano di Nauru, yang mana fosfat ini merupakan bahan terpenting dalam industri pupuk.
Kotoran burung Guano tersebut telah mengendap selama ribuan tahun lalu di tanah Nauru sehingga lebih dari 70% tanah di Nauru terdiri dari endapan kotoran burung Guano. Sejarah mengatakan bahwa kepulauan Nauru ini pernah menjadi tempat bagi koloni besar burung Guano pada masa lampau.
Pertambangan pun dimulai, sehingga pulau ini menjadi pengekspor utama fosfat sejak 1907 hingga Nauru mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1968.
Kondisi penambangan yang mudah dilakukan, cadangan yang melimpah serta dekat dengan permukaan, membuat pemerintah Nauru melakukan penambangan besar-besaran, di mana kondisi ini berhasil mengubah Nauru menjadi negara yang kaya raya, bahkan pendapatan penduduk pun meningkat secara drastis.
Tak hanya mendapatkan penghasilan tinggi, tapi kehidupan seluruh penduduk Nauru pun disubsidi oleh pemerintah, bahkan orang yang tidak bekerja pun disubsidi.
Saking kayanya pemerintah Nauru, pajak penduduk pun dihapuskan, bahan makanan disubsidi, pendidikan dan layanan kesehatan digratiskan, bahkan mereka yang ingin sekolah ke luar negeri pun dibiayai oleh pemerintah.
Terlena, membuat penduduk jadi malas bekerja sehingga pemerintah Nauru terpaksa mendatangkan para pekerja dari negara terdekat lain seperti Tuvalu dan Kiribati, sedangkan penduduk Nauru sendiri lebih memilih untuk bersantai, berfoya-foya, berlibur dan melakukan kegiatan-kegiatan malas lainnya.
Gaya hidup penduduk yang seperti itu, ditambah penambangan yang berlebihan yang dilakukan secara besar-besaran, membuat Nauru sampai pada titik bencana.
Cadangan fosfat habis pada awal tahun 2000, daerah-daerah bekas penambangan mengalami kerusakan lingkungan hingga 75% dari seluruh wilayahnya, tanah tandus dan kering.
Seketika, ekonomi negara langsung turun drastis, kekayaan negara habis, tak ada investasi, tak ada industri, tak ada usaha apapun untuk penduduk sehingga menyebabkan Nauru bangkrut dan miskin, bahkan hanya mengandalkan bantuan dari negara besar Australia untuk bertahan hidup.
Penduduknya pun kini banyak yang menderita penyakit diabetes, bahkan yang menjadi sorotan dunia saat ini tentang Nauru bukanlah kekayaannya melainkan obesitas penduduknya, di mana Nauru saat ini menjadi negara dengan tingkat obesitas (kegemukan) tertinggi di dunia.
Mungkin begitulah jadinya jika suatu negara beserta seluruh penduduknya terlampau kaya karena banyaknya harta dapat membuat orang terlena seperti yang pernah terjadi pada Nauru.
Tapi walaupun demikian, ada pula sebuah negara kaya yang dapat dijadikan contoh yang baik. Ialah Liechtenstein, di mana penduduknya memiliki kehidupan yang sejahtera.
Keharyapatihan Liechtenstein merupakan sebuah negara kecil yang makmur di Eropa, dipimpin seorang pangeran yang kaya.
Akan tetapi kekayaan pangeran tidak berasal dari pajak penduduk melainkan dari bisnis karena negara tidak menerapkan pajak terhadap penduduk.
Perbedaan mendasar dari Nauru adalah, Liechtenstein mendapatkan kekayaannya dari bisnis bukan dari sumber daya alam. Sehingga sampai saat ini katanya, di sana lebih banyak terdapat perusahaan dibandingkan penduduk sehingga banyak pekerja yang berasal dari luar negeri.
Perusahaan tersebut lah yang menghasilkan kekayaan bagi pemerintah. Di samping itu, pemerintah pun menerapkan peraturan yang terstruktur dengan baik.
Catatan penutup
Kesimpulannya adalah, seberapa kaya sebuah negara dan penduduknya harus diimbangi oleh pemerintahan yang baik dan benar karena suatu negara dapat menjadi kaya dikarenakan adanya kerjasama dengan negara lain.
© aLez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar