Manul Pallas, kucing liar paling lucu dan menggemaskan
Berbicara mengenai kucing, memang selalu identik dengan kelucuan, entah itu bentuk fisiknya maupun kelakuannya, baik itu kucing domestik maupun kucing liar.
Bagi penyuka kucing, tentu sudah sangat mengenal ras kucing mana saja yang memiliki muka imut dan menggemaskan. Sebut saja Munchkin, Scottish Fold, British Shorthair, Gaelic, atau bahkan Persia dan keturunan campurannya seperti Exotic atau bahkan Mixdom.
Ya, ras kucing lucu seperti mereka dapat dengan mudah dikenali karena selain mereka merupakan kucing yang banyak dipelihara, juga sudah banyak orang yang berbagi keseruan serta kelucuan tentang kucing peliharaan mereka yang berasal dari ras-ras tersebut.
Namun tahukah Anda bahwa kucing ras tidak hanya merupakan kucing domestic, atau peliharaan yang dirawat di rumah. Akan tetapi, juga terdapat kucing ras yang bersifat liar bahkan beberapa di antaranya dilindungi oleh pemerintah karena keberadaan mereka yang hampir punah.
Dari banyaknya kucing ras liar di dunia, salah satu yang memiliki bentuk fisik yang lucu, imut dan menggemaskan, adalah Kucing Pallas atau Manul.
Seandainya Kucing Pallas boleh dipelihara, mungkin sudah banyak orang yang memeliharanya. Namun sayangnya, Kucing Pallas tidak boleh dipelihara. Bukan hanya karena merupakan kucing liar namun Kucing Pallas juga merupakan jenis kucing yang terancam punah.
Berikut adalah beberapa fakta mengenai Kucing Pallas yang telah aLez pelajari beberapa bulan ke belakang dari berbagai sumber.
Awal nama Kucing Pallas
Kucing Pallas dikenal dengan beberapa nama di antaranya yaitu Pallas's Cat (Kucing Pallas), Otocolobus Manul, dan Manul Pallas. Namun nama yang paling umum disandang adalah Kucing Pallas.
Dikutip dari Wikipedia
Kucing Pallas, dinamai seperti itu karena berawal dari penemuan oleh seorang naturalis Jerman bernama Peter Simon Pallas pada tahun 1776 yang merincikan penemuan spesies yang belakangan disebut sebagai Kucing Pallas. Karenanya kucing lucu ini dinamai Pallas's Cat yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah kucingnya Pallas/kucing yang ditemukan oleh Pallas.
Sementara nama Otocolobus diusulkan oleh penjelajah dan naturalis Rusia Nikolai Severtzov pada tahun 1858, di mana ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah "Telinga Jelek". Entah atas dasar apa usulan ini diberikan karena tidak ada yang salah pada bentuk telinga Kucing Pallas.
Sedangkan nama Manul berasal dari bahasa Mongol (Mongol: Manuul, Inggris: Manul) yang artinya adalah "Kucing Liar".
Bentuk fisik Kucing Pallas
Tidak seperti kucing pada umumnya, Kucing Pallas memiliki tubuh yang bulat, bulu yang tebal berwarna kelabu seperti warna batu, dan wajah unik yang tidak menyerupai kucing manapun, kaki dan cakar lebih pendek dari kucing biasa.
Dikutip dari Wikipedia
Kucing Pallas awalnya ditempatkan di genus Felis (keluarga kucing). Namun ahli zoologi Inggris Reginald Innes Pocock yang mengakui spesifikasi taksonomi Otocolobus pada tahun 1907, menjelaskan tengkorak secara rinci, dan menganggap Manul merupakan bentuk menyimpang dari kucing.
Namun setelah studi genetika, genus monotypic Otocolobus telah diusulkan untuk ditempatkan dengan marga Felis (kucing) dan Prionailurus (keluarga kucing macan tutul) di suku Felini, karena hubungan filogenetik yang dekat.
Habitat Kucing Pallas
Jenis kucing ini lebih banyak tersebar di padang rumput stepa Asia Tengah seperti Mongolia, China, Dataran Tinggi Tibet, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Rusia. Sementara populasi di Afghanistan dan Pakistan sudah mulai berkurang.
Perilaku Kucing Pallas
Dikutip dari berbagai sumber, termasuk Wikipedia dan channel Youtube para peneliti, Kucing Pallas lebih suka tinggal di celah batu dan lubang bekas marmut. Mereka mencari makan dengan cara berburu, termasuk memangsa burung.
Walaupun melompat dan berlari bukanlah keunggulan mereka, namun Manul memiliki cara sendiri untuk berburu.
Jika melihat rekam jejak Manul dari channel Youtube Free Documentary - Nature, maka kita dapat menyaksikan bagaimana seekor Manul berburu tikus padang rumput yaitu dengan menghampiri lubang tikus, kemudian menggoyangkan ekornya sehingga membuat mangsa terdiam memperhatikan. Lalu ketika mangsa lengah, Manul kemudian menerkamnya.
Selain ekor, bulu menjadi manfaat utama bagi Kucing Pallas. Itu karena Manul yang tinggal di daerah empat musim ini bisa tahan cuaca dingin berkat bulunya yang tebal, termasuk saat salju turun.
Ketika Manul mulai merasa kedinginan, mereka akan menghangatkan diri dengan cara duduk dan menempatkan cakar depannya ke ekor.
Manfaat lain dari bulu yang dimiliki Manul adalah untuk melindungi diri dari serangan mangsa dengan cara berkamuflase menyerupai batu karena warna bulunya yang sesuai.
Seperti tampak dalam video di atas yang syutingnya dilakukan di padang rumput Mongolia, selain menggunakan celah batu untuk melindungi diri dari mangsa seperti Elang, Kucing Pallas juga memanfaatkan warna bulunya untuk berpura-pura menjadi batu.
Menurut para ahli dari Mongolia dan Jepang yang melakukan konservasi, Manul dapat diam dan tidak bergerak untuk waktu yang sangat lama.
Keunikan yang dimiliki Manul tidak hanya di situ, ada satu keunikan lainnya yang cukup menggemaskan yaitu saat mereka sedang berada dalam mode berburu. Tingkahnya saat mode berburu benar-benar lucu di mana mereka akan berlari kecil kemudian berhenti, berlari lagi dan berhenti lagi, dan begitu seterusnya.
Mengenai teritorial yang biasa dianut oleh para kucing, menurut teori, Kucing Pallas juga sama. Mereka akan menandai wilayahnya masing-masing. Namun dalam video dokumenter di atas, tidak ada perebutan wilayah antar Manul. Sebaliknya, justru antara keluarga Manul satu dengan lainnya malah berbagi wilayah.
Reproduksi Kucing Pallas
Menurut para ahli, Manul sangat jarang melakukan perkawinan, biasanya hanya satu kali dalam satu tahun. Mereka lebih suka berburu daripada kawin.
Anak-anak Manul akan mulai belajar berburu pada usia sekitar 4 bulan. Bahkan dalam video dijelaskan bahwa jika anak-anak Manul sudah mulai bisa berburu sendiri maka induknya akan pergi meninggalkan mereka dengan maksud menyerahkan wilayah berburunya.
Konservasi Kucing Pallas
Tempat konservasi Kucing Pallas tersebar di mana-mana. Kita dapat menemukannya hampir di berbagai negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, China, Rusia, Irlandia, Jerman dan lain-lain.
Khusus untuk breeding (pembiakan) sebagai tindakan untuk menjaga kelestarian, Manul biasanya dipelihara di kebun binatang seperti contohnya di Oji Zoo Kobe, Saitama Children's Zoo di Jepang. Novosibirsk Zoo, Zelenogorsk Zoo di Rusia, Cincinnati Zoo and Botanical Garden Ohio di Amerika Serikat, Qinghai-Tibet Plateau Wildlife Zoo (Xining Zoo) di China, dan tempat lainnya.
Apakah Kucing Pallas boleh dipelihara
Tidak ada yang boleh memelihara Kucing Pallas kecuali tempat konservasi. Tidak hanya dikarenakan terancam punah, namun perawatan Kucing Pallas sangatlah rumit.
Berbeda dengan kucing liar lain seperti Meong Congkok yang telah banyak dieksploitasi untuk dikawinkan dengan kucing domestik untuk menghasilkan Kucing Bengal, dan mau diberi makan makanan manusia.
Kucing Pallas tidak akan suka diberi makan makanan manusia maupun makanan kucing domestik. Sebagai gantinya, mereka hanya makan daging mentah.
Bahkan para ahli konservasi pun mengatakan bahwa pembiakan Kucing Pallas sangat sulit.
Itulah sebabnya kita tidak boleh memeliharanya karena justru apabila kita menyayangi mereka maka akan lebih baik kita membiarkan mereka hidup di habitatnya. Hal yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka adalah dengan cara menjaga habitatnya.
© aLeziana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar